Tajuk: Hujan
Penulis: Tere Liye
Novel ini tidak seperti yang saya bayangkan.
Mungkin kerana tajuknya HUJAN, saya ingatkan novel ini sebuah kisah sentimental, penuh dengan kesayuan seperti hujan yang turun.
Letusan berapi dari sebuah gunung purba menyebabkan Lail kehilangan kedua ibu dan bapanya dalam sekelip mata. Letusan yang kuat dan dahsyat itu melumpuhkan banyak kota-kota besar. Debu kesan letusan itu menutupi angkasa.
Esok menyelamatkan Lail dari lubang darurat ketika gempa dan mereka tinggal bersama di kem bencana. Setelah letusan dan gempa reda, mereka berdua meredah kekalutan itu menuju ke rumah Esok. Harapan mereka cuma satu, semoga ada keajaiban untuk ibu Esok.
Lail dan Maryam dua orang yang bertemu di rumah anak yatim lalu menjadi sahabat baik. Maryam adalah teman yang lucu, suka mengusik dan selalu bikin ribut dalam bas. Akhirnya mereka sering dihalau turun dan terpaksa berjalan kaki.
Di sini segalanya bermula, kisah persahabatan yang disulami cinta, kasih sayang, perpisahan serta hujan.
"Lail, kamu tahu kenapa kita mengenang banyak hal saat hujan turun?"
"Karena kenangan sama seperti hujan. Ketika dia datang, kita tidak bisa menghentikannya. Bagaimana kita akan menghentikan tetes air yang turun dari langit? Hanya bisa ditunggu, hingga selesai dengan sendirinya," - Maryam
"Kamu menerima seluruh kesedihan, membalas suratan takdir kejam, bahkan dengan menyelamatkan ribuan penduduk. Tidak sekali pun kamu protes. Tidak sekali pun kamu marah."
"Saat kamu berlari melintasi hujan badai, itulah pembalasan terbaik atas takdir yang sangat kejam. Kisah itu menjadi inspirasi di mana-mana. Kamu kokoh sekali." - Elijah